Pada 19 February 2020, Merdeka mengumumkan bahwa MDKA menandatangani Nota Kesepahaman (”MOU”) dengan Eternal Tsingshan Group Limited (“Tsingshan”) sehubungan dengan Usaha Patungan (”JV”) yang akan mengembangkan pabrik untuk mengolah bijih dari tambang Wetar milik Merdeka.
Bijih di Wetar utamanya adalah pirit (FeS2) yang mengandung tembaga, emas, perak dan zinc. Selama setahun ke belakang, Merdeka telah mencari peluang untuk merealisasikan nilai tambahan dari bijih Wetar, karena proses yang telah ada di Wetar hanya menghasilkan sebagian dari tembaga dan tidak menghasilkan emas, perak, zinc, besi dan sulfur (suatu komponen dari kadar kimia asam sulfat) yang terkandung dalam bijih.
Sebagai bagian dari inisiatif ini, Merdeka telah bekerja sama dengan Tsingshan untuk melakukan uji coba metalurgi pada bijih Wetar, serta pengembangan tahap awal untuk process flowsheet.
Tsingshan terlibat dalam sejumlah proyek yang telah dan sedang dikembangkan di Indonesia Morowali Industrial Park (“IMIP”) yang berlokasi di Sulawesi, Indonesia. Beberapa proyek ini dalam proses produksinya akan membutuhkan asam sulfat dan uap dalam jumlah besar.
Dengan dasar hasil tes yang positif sampai dengan saat ini, Merdeka dan Tsingshan cukup berkeyakinan untuk menandatangani MOU untuk mengembangkan pabrik pengolahan bijih Wetar (“Pabrik Pengolahan Pirit”) yang akan berlokasi di IMIP.
Bahan baku akan berasal dari bijih yang saat ini berlokasi di tumpukan pelindian di Wetar dan dari area operasi Wetar, baik yang telah ada maupun direncanakan untuk dibuka. Terdapat persediaan yang cukup atas bahan baku di Wetar untuk menunjang operasional jangka panjang JV.
Pekerjaan estimasi sumber daya untuk mendefinisikan sumber daya diperkirakan selesai di Q2 2020 sebagai bagian dari studi kelayakan untuk proyek ini. Berdasarkan persediaan yang telah ada di tumpukan pelindian dan sumber daya yang belum ditambang, manajemen berkeyakinan bahwa hal tersebut dapat memenuhi kebutuhan sumber daya untuk menunjang 10 tahun umur tambang dengan 2 juta ton bijih per tahun. Potensi signifikan untuk penemuan baru juga diperlihatkan oleh definisi atas sumber daya Partolang di tahun 2020.
Bahan baku tersebut akan diangkut ke dalam kapal di Wetar untuk transportasi laut ke IMIP, dengan jarak sekitar 700 km.
Uji pekerjaan metalurgi untuk Pabrik Pengolahan Pirit telah dilakukan di laboratorium ALS Global’s Perth, serta laboratorium dari Beijing General Research Institute of Mining and Metallurgy (BGRIMM). Studi konseptual, yang dijalankan oleh Flour Australia, telah selesai di April 2020. Setelah studi kelayakan, investigasi dilakukan untuk meningkatkan produksi asam tahunan dari 1,0 juta ton menjadi 1,2 juta ton. Berdasarkan perkiraan belanja modal sebesar US $ 387 juta termasuk kontijensi, Proyek AIM akan menghasilkan nilai ekonomi yang menarik, dengan Net Present Value (“NPV”) sebesar US $ 513 juta pada tingkat diskon 8% dan Tingkat Pengembalian Internal (“IRR”) sebesar 29,5%, sebuah peningkatan NPV dari keekonomian awal proyek AIM. Pertumbuhan permintaan asam yang signifikan diharapkan karena tambahan pabrik HPAL direncanakan akan dibangun di Indonesia. Proyek AIM dimulai dengan konstruksi pekerjaan tanah pada Q2 2021 dan sekarang ditargetkan untuk menghasilkan asam pertama di akhir dari Q1 2023.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai Proyek AIM Wetar, sila baca “ April 2021 - Completion of FS for the AIM Project“, “ February 2021 - Signing of AIM JV and CSPA to Acquire Posco's Interest in Wetar“.